Al quran: Mengungkap fakta kehidupan di planet lain
Kita semua mengetahui
bahwa bumi yang kita diami ini tak lebih dari sebutir debu dialam
semesta yang amat besar dan megah, dan yang penuh dengan kehidupan dan
makhluk hidup. Memang mungkin saja bumi kita ini adalah sebutir pasir
diatas pantai wujud semesta yang amat sangat luas, yang batas-batasnya
tak terjangkau oleh khayalan kita !
Kita lebih lagi merasakan luasnya kerajaan langit apabila kita ikuti
hasil penelitian para ahli ilmu falak atau Astronomi sebagai hasil dari
pengamatan mereka yang tidak henti-hentinya terhadap ruang angkasa.
Kita
akan menjadi orang-orang dungu apabila mengira bahwa hanya kitalah
satu-satunya makhluk hidup dalam wujud semesta yang maha luas ini yang
dikatakan juga dalam AlQur'an sebagai 'Arsy Allah.
Logikanya,
seseorang yang membangun gedung pencakar langit tidak akan membiarkan
angin menerpa bagian terbesar dari sisi-sisinya yang dibiarkannya
kosong, seraya merasa cukup dengan penghunian satu kamar saja diantara
lorong-lorongnya !
Sesungguhnyalah alam ini penuh sesak dengan
makhluk hidup yang dicipta oleh Allah Swt yang merupakan sebagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah. Maka jika manusia mengira bahwa mereka
adalah satu-satunya yang meliputi kehidupan, sungguh mereka telah
terkelabuhi oleh diri sendiri.
Selain itu adanya ketidak
percayaan manusia bahwa jika dalam setiap planet-planet diluar bumi kita
ini berhunikan makhluk hidup sebagaimana halnya dengan manusia, akan
menyebabkan gagalnya konsep dari ajaran agama Kristen Trinitas yang
dipeluk oleh mayoritas penduduk dunia saat ini dengan menyatakan bahwa
Tuhan itu beranak dibumi ini dengan nama Jesus.
Mereka kehilangan
daya untuk menentukan apakah Tuhan telah beranak pula diplanet lain
dalam tata surya ini mengingat diplanet-planet itu ada masyarakat
manusia pula, lalu apakah sedemikian genitnya Tuhan itu dengan
keranjingan beranak pinak ?
Dengan memperhatikan AlQur'an suci,
wahyu Allah yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin sang
Nabi penutup, kita akan mengetahui hal tersebut dengan jelas bahwa Allah
itu adalah Tuhan yang Maha Esa, Tidak beranak dan Tidak diperanakkan
serta Dia maha Kuasa atas segala sesuatunya tanpa harus ada partner
didalam menjalankan kesemuanya itu.
Khusus untuk masalah yang
menjadi tanda tanya para ahli pikir abad 20 mengenai kehidupan diluar
planet bumi kita ini Allah berfirman dalam AlQur'an :
Dan diantara ayat-ayatNya adalah menciptakan langit dan bumi
Dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya.
Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
(QS. 42:29)
Kepada
Allah sajalah bersujud semua makhluk hidup yang berada di langit dan di
bumi dan para malaikat, sedang mereka /malaikat/ tidak menyombongkan
diri. (QS. 16:49)
Tasbih bagiNya planet-planet, bumi dan semua
yang ada di dalamnya. Bahwa mereka itu hanya tasbih dengan memuji Dia,
tetapi kamu tidak mengerti caranya mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun. (QS. 17:44)
Hai manusia ! Sembahlah Tuhan-mu yang telah menjadikan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu terpelihara.
(QS. 2:21)
Makhluk-makhluk yang ada diplanet dan bumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan.
(QS. 55:29)
Tidak ada satu makhlukpun diplanet dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (QS. 19:93)
Ayat-ayat
seperti itu banyak sekali. Dari sana kita mengetahui bahwa Bani Adam
yang ada diplanet bumi kita ini hanyalah satu jenis makhluk diantara
makhluk-makhluk hidup lainnya, bukan satu-satunya makhluk hidup.
Pada
pembahasan yang lalu, yaitu tentang Nabi Adam dan istrinya yang dulu
bertempat tinggal di bumi Muntaha sebagai bumi yang letaknya pada
galaksi terjauh dan tertinggi dimensinya serta pembahasan mengenai
perjalanan Mi'raj Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin kembali pada dimensi
tertinggi itu, kita sudah mengenal ada banyaknya langit dan bumi didalam
bentangan alam semesta ini.
Dan sekedar untuk mengingatkan kita saja, mari kita perhatikan kembali firman Allah berikut ini :
Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah
/hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya
benar-benar meliputi segala sesuatu.
(QS. 65:12)
Dari ayat
65/12 diatas nyatalah bahwa yang dimaksud Qur'an dengan istilah Samawaat
adalah planet-planet yang bersamaan wujud dan rupanya dengan bumi kita
ini.
Menurut ketentuan tata bahasa, istilah itu berasal dari
Samaa' sebagai singular dari samawaat, namun wujud dan keadaannya
ternyata berbeda. Samaa' berarti angkasa atau atmosfir dimana hujan
turun membasahi bumi, sedangkan samawaat berarti planet-planet yang
bersamaan wujudnya dengan bumi.
Jika kita memperhatikan maksud
dari ayat 42/29 yang kita tuliskan pada bagian awal, maka akan semakin
jelas diketahui bahwa Samawaat adalah planet-planet dimana makhluk yang
berjiwa hidup berkembang biak seperti yang berlaku diplanet bumi kita
ini, dan menurut ayat 24/45 berikut dapat kita ketahui bahwa yang
dimaksud dengan makhluk berjiwa atau istilah Qur'annya Dabbah adalah
yang berjalan dengan perutnya, dengan empat kaki (sama halnya dengan
hewan) dan atas dua kaki sebagaimana keadaan manusia.
Dan Allah
telah menciptakan semua jenis makhluk hidup dari Almaa', diantara mereka
ada yang berjalan atas perutnya /melata/, dan dari mereka ada yang
berjalan atas dua kaki /manusia/ serta dari mereka ada yang atas empat
kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, karena sesungguhnya
Allah berkuasa atas segala sesuatu.
(QS. 24:45)
Tentu ada
orang yang mengartikan istilah Dabbah yang termuat pada ayat 42/29 itu
dengan berbagai istilah, tetapi ayat 24/45 telah menerangkan arti
istilah itu sejelas-jelasnya. Dan dari semua itu didapatlah kepastian
bahwa dipermukaan planet dalam tata surya juga hidup makhluk-makhluk
yang berupa hewan melata atau hewan berkaki empat serta makhluk hidup
yang berupa manusia, berjalan dengan kedua kakinya seperti yang
berkembang biak diplanet bumi kita ini.
Sementara itu Allah
menyatakan mengenai aneka ragam jenis dan sifat Dabbah itu, sebagaimana
pada surah 8:22 bahwa Dabbah yang jahat ialah orang-orang yang tidak
memikirkan hidupnya, dan pada surah 8:55 dinyatakan pula sebagai Dabbah
yang kafir menurut hukum Islam.
Kembali pada surah 65/12 diatas
bahwa Samawaat adalah planet-planet yang bersamaan wujud dan rupanya
dengan bumi kita ini. Dalam ayat-ayatnya yang lain secara tersirat,
AlQur'an juga mempertegas dengan mengatakan bahwa dibumi-bumi lainnya
itu ada tumbuhan, bebatuan dan lain sebagainya.
"Hai anakku,
sekiranya ada seberat biji sawi yang berada dalam batu karang yang besar
atau di planet ataupun didalam bumi ini, Allah akan menunjukkannya.
Sungguh, Allah itu Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. 31:16)
Tidakkah
kamu perhatikan bahwa Allah telah mengedarkan untukmu apa yang diplanet
dan apa yang di bumi serta menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan
batin ? Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa
ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
(QS. 31:20)
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap selain
Allah ! Tidaklah mereka memiliki seberat zarrahpun diplanet dan tidak
pula di bumi ini, karena mereka tidak bersekutu pada keduanya dan tiada
mereka sebagai pembantu bagiNya". (QS. 34:22)
Adanya kehidupan
dipermukaan planet-planet pada bahagian langit yang lainnya sebagaimana
maksud ayat-ayat suci yang telah kita kutipkan diatas, dapatlah
dijadikan anak kunci bagi membuka lembaran baru tentang Astronomi yang
dalam teori sarjana-sarjana barat selama ini terkandung keraguan dan
kontradiksi yang tidak terpecahkan.
Adanya UFO /Unidentifiet
Flying Objects/ yang pesawatnya berbentuk piring terbang, ribuan kali
telah terlihat nyata diangkasa bumi, begitupun pendapat-pendapat yang
sering kita dengar bahwa pesawat itu dikendalikan dan diawaki oleh
manusia cerdas dari planet lain /ETI = Extra Terrestrial Intelligence
Being/ menjadi alasan positif yang menguatkan pendapat adanya kehidupan
manusia dan juga makhluk-makhluk hidup lainnya yang bermasyarakat
sebagaimana yang berlaku dibumi.
Peradaban mereka yang sedemikian
majunya sehingga mereka bisa melawan hukum-hukum alam yang manusia bumi
abad ke-20 ini belum mampu melakukannya, hal ini terlihat dengan
mampunya UFO itu terbang mengambang diatas permukaan bumi tanpa adanya
pengaruh apapun dari gaya gravitasi bumi yang didalam AlQur'an disebut
dengan Rawasia yang selalu diterjemahkan oleh para penafsir Qur'an
selama ini dengan pengertian Gunung.
Kita bisa menerima kenyataan
ini bila kita mau berpikir bahwa sebelum Nabi Adam as dan istrinya
bertempat tinggal diplanet bumi kita ini, mereka terlebih dahulu singgah
dan menetap serta berketurunan dibumi-bumi lainnya dalam bentangan tata
surya Tuhan hingga pada masa waktu tertentu sesuai dengan ketetapan
yang diberikan oleh Allah, mereka hijrah kebumi yang lainnya sampai pada
planet bumi kita ini sebagai bumi terakhir yang akhirnya pula sebagai
tempat wafat mereka dan bersemayamnya jasad mereka.
Menurut
riwayat yang ada, makam atau kuburan dari istri Nabi Adam yang sering
disebut orang dengan nama Siti Hawa, terletak dikota Jeddah, berukuran
sangat panjang (ingat bahwa manusia pertama kalinya diciptakan oleh
Allah dengan bentuk dan tubuh tinggi - lihat Hadist Qudsi yang pernah
saya tuliskan pada artikel : Misteri Adam manusia pertama).
Kota Jeddah sendiri berartikan "Nenek".
Hanya
saja bagaimanapun rujukan yang pasti, termasuk Hadist Rasulullah Saw
yang menjelaskan mengenai kuburan Hawa tersebut belum pernah saya
dapatkan dan saya baca.
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari
seorang diri, hal yang ditentukan dan hal yang ditumpangkan. Sungguh
telah Kami jelaskan pertanda-pertanda Kami kepada orang-orang yang
mengetahui. (QS. 6:98)
Tidak heran jika penduduk bumi lain diluar
planet kita ini yang secara silsilah adalah masih saudara kita sendiri,
sudah mencapai tekhnologi yang begitu tinggi karena memang mereka sudah
lebih dulu ada daripada kita, sehingga sedikit banyaknya mereka telah
berhasil menyibak beberapa rahasia alam, termasuk masalah penolakan
kepada gaya alami, gravitasi bumi.
Allah selalu menekankan kepada
manusia agar mau memikirkan penciptaan langit dan bumi dalam hampir
setiap ayat-ayat AlQur'an, ini menunjukkan betapa Allah sebenarnya ingin
agar manusia menaruh perhatian mereka dalam sektor penerbangan luar
angkasa agar mereka lebih bisa menyaksikan kemaha kuasaan Tuhan yang
terbentang luas dialam semesta dan menepis isyu-isyu sesat bahwa Allah
mempunyai sekutu didalam kebesaranNya.
Ada dua kendaraan yang
pada umumnya dipakai manusia dalam catatan sejarah para ahli, yaitu :
yang memakai tenaga menolak untuk maju seperti hewan, mobil, kapal laut
atau kapal udara; yang lainnya memakai tenaga lenting atau centrifugal
seperti pesawat terbang.
Dan Dialah yang menciptakan semuanya
berpasang-pasangan. Dan Dia jadikan untukmu yang kamu kendarai dari
benda terapung /fulku/ dan binatang ternak. Agar kamu duduk di atas
punggungnya kemudian kamu memikirkan nikmat Tuhanmu apabila kamu telah
duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan:"Maha Suci Dia yang telah
menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu
menguasainya, sungguh kami akan kembali kepada Tuhan kami.
(QS. 43:12-14)
Kedua macam kendaraan ini oleh ayat 43/12-14 diatas disebutkan dengan kendaraan terapung dan ternak.
Yang
dimaksud dengan ternak adalah kuda, unta, keledai dan sebagainya. Benda
terapung adalah segala macam kendaraan yang diwujudkan oleh tekhnologi
manusia tentulah termasuk dalamnya piring terbang !
MasyaAllah,
sejak 14 abad yang lalu, AlQur'an sudah menyatakan bahwa manusia pada
saatnya nanti akan mampu mengendarai suatu benda terapung yang dulu
tidak bisa dilakukannya.
Hal tersebut untuk sejarah umat manusia
bumi pra Rasulullah hingga kini baru sekarang dapat melakukan pendudukan
atas benda terapung itu, yaitu kapal laut dengan segala jenisnya serta
pesawat terbang dengan berbagai bentuk dan kemampuannya, dan mengingat
AlQur'an itu sebagai wahyu Allah yang bersifat sepanjang jaman, maka
ramalan Qur'an itu akan terus berkelanjutan hingga pada puncaknya nanti
manusia mampu pula menciptakan dan mengendarai piring terbang sebagai
salah satu benda terapung yang sebelumnya tidak mampu menguasainya.
Semua
itu membuktikan bahwa manusia pada waktunya kelak InsyaAllah, akan
mampu melakukan perjalanan antar planet dan antar galaksi serta
berkomunikasi dan bahkan membentuk satu community bersama
makhluk-makhluk hidup lainnya dari berbagai bumi disemesta alam ini pada
masanya kelak sebagaimana yang selama ini hanya kita khayalkan melalui
serial StarTrex, Babilon 5, Superman, Independence Day dan lain
sebagainya.
Dalam peradaban modern masa depan itu, manusia bumi
umumnya akan memakai piring terbang atau malah yang lebih canggih lagi
daripada itu sebagai kendaraannya, yang kecepatannya mendekati kecepatan
sinar atau juga malah melebihinya hingga mendekati kecepatan Buraq
sebagai kendaraan inter dimensi Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin 14 abad
yang lampau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar